Bali – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20, Iwan Syahril, menyampaikan apresiasi kepada seluruh negara Anggota G20, negara undangan khusus, dan mitra organisasi internasional, serta pihak yang telah terlibat dalam rangkaian penyelenggaraan pertemuan Kelompok Kerja Pendidikan G20 (G20 Education Working Group/EdWG) dan Pertemuan Tingkat Menteri Pendidikan G20 (Education Ministers’ Meeting).
”Kemendikbudristek telah memimpin pertemuan Eduacation Working Group G20 tanggal 31 Agustus 2022 dan Pertemuan Tingkat Menteri Pendidikan tanggal 1 September 2022. Pertemuan ini menandai berakhirnya kepemimpinan Kemdikbudristek dalam Presidensi G20 Indonesia dalam bidang pendidikan,’’ papar Iwan dalam taklimat media, Jumat (2/9/2022).

Melalui pertemuan ini, kata Iwan, Kemdikbudristek berhasil mencapai hasil kerja yaitu laporan yang disertai dokomen kompendium dan rangkuman keketuaan. Hasil kerja ini sangat diapresiasi oleh negara-negara Anggota G20, negara undangan khusus, dan mitra organisasi internasional.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa laporan G20 bidang pendidikan berisikan pemetaan beragam tantangan yang dihadapi oleh 26 negara yang telah berpartisipasi dalam G20 kelompok kerja pendidikan dan beragam strategi serta lebih dari 150 rincian praktik baik yang dibagikan negara Anggota G20, negara undangan khusus, dan mitra organisasi internasional sebagai upaya menjawab tantangan dunia pendidikan global dimasa kini dan mendatang.
Hasil kerja ini juga mencakup capain pembahasan 4 agenda prioritas EdWG20 dimana terobosan-terobosan merdeka belajar menjadi basis formulasinya. Keempat agenda prioritas tersebut adalah: pendidikan berkualitas untuk semua, teknologi digital untuk pendidikan, solidaritas dan kemitraan, dan masa depan dunia kerja pasca covid-19.
”Keempat pertemuan berjalan dengan baik dan banyak kemajuan yang dicapai. Kami berhasil menyatukan komitmen akan pentingnya kolaborasi global untuk pulih bersama dan bertransformasi membangun pendidikan yang berkualitas bagi generasi penerus dunia,” tutur Iwan.
Selain itu menurut Iwan, dalam perjalanan EdWG20, gotong royong yang diusung oleh Kemendikbudristek juga terus digaungkan oleh setiap delegasi. Dan yang paling membanggakan adalah untuk pertama kalinya filosopi gotong royong yang telah mandarah daging dalam bangsa Indonesia akan ada di dalam laporan G20 sebagai kerangka kerja untuk mentransformasikan pendidikan dan akan dibawa kecforum yang lebih besar, yakni KTT Transformasi Pendidikan yang diselenggarakan oleh PBB.
”Gotong royong diakui dan mampu mejawab tantangan dalam pemulihan pada sector pendidikan. Semangat gotong royong inilah yang telah membimbing kita selama Presidensi G20 dan kami berharap nilai-nilai tersebut akan terus dilanjutkan dalam penyelenggaraan G20 dimasa-masa mendatang,” ujarnya.
Mendikbudristek, Nadiem Makarim, kata Iwan telah merangkum ide-ide selama persidangan, dimana ada 22 poin yang mendapat persetujuan negara untuk ditindaklanjuti. Negara Anggota G20 telah bersepakat untuk menjaga komitmen dalam reimaginasi dan membangun kembali sistem pendidikan yang lebih tangguh, lebih efektif, lebih adil, lebih inklusif, dan lebih adaktif yang lebih siap menghadapi krisis yang sedang berlangsung dan juga untuk masa depan.
Selain itu juga negara Anggota G20 juga bersepakat untuk saling mendukung dalam merancang dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada pemulihan dalam mengatasi tantangan learning loss akibat pandemi ataupun juga krisis-krisis lainnya guna terciptanya pendidikan yang bermutu dan merata yang berorientasi pada kesejahteraan dan pendidikan yang berkualitas bagi semua. (RK)
Recent Comments