Home » ARTIKEL » MATEMATIKA

Category Archives: MATEMATIKA

Hitung Cepat (Quick Count) Apa yang Dapat Dipelajari Darinya?

oleh: Fadjar Shadiq, M.App.Sc
(fadjar_p3g@yahoo.com & www.fadjarp3g.wordpress.com)

Pada saat quick count (hitung cepat) muncul pertama kali, pada Pemilu 2009 lalu, penulis yang Widyaiswara PPPPTK Matematika berpikir: Hasil hitung cepat dari lembaga survey tersebut akan jauh berbeda dangan hasil real count dari lembaga KPU (Komisi Pemilihan Umum). Pikiran penulis waktu itu, bagaimana hasilnya tidak akan berbeda jauh jika lembaga KPU membutuhkan waktu berhari-hari sedangkan lembaga survey hanya membutuhkan waktu berjam-jam (mungkin tidak sampai 24 jam) untuk menuntaskan hasil akhirnya? Alasan lain, KPU akan menghitung seluruh peserta pemilu dari seluruh Indonesia sedangkan lembaga survey akan menghitung hanya dari sebagian peserta pemilu. Ternyata dugaan dan pikiran penulis keliru. Hasil lembaga survey tidak begitu jauh berbeda dengan hasil KPU. Mengapa begitu? Itulah hebatnya Statistika. Karena meskipun KPU telah menghitung seluruh peserta pemilu dari seluruh Indonesia namun lembaga survey telah berhasil menghitung sebagian peserta pemilu dari seluruh Indonesia yang dianggap mewakili (representasi) dari seluruh peserta pemilu di Indonesia. Sekali lagi itulah hebatnya ilmu Statistika. Statistika telah berhasil menunjukkan bagaimana hasil lembaga survey telah mewakili (merepresentasi) seluruh peserta pemilu.

Artikel selengkapnya dapat diunduh melalui tautan berikut ini.

Download: 2015 1 Hitung Cepat R-valYL.pdf

Menentukan Rumus Jumlah Suatu Deret Dengan Operator Beda

Dari pengertian beda (selisih) dari suatu barisan bilangan yang diketahui, dicari selisih sampai diperoleh selisih tetapnya dan dengan memperhatikan bahwa koefisien suku-sukunya dari bentuk hubungan suku dengan beda tersebut dapat membentuk segitiga pascal yang koefisien suku-sukunya dapat dinyatakan dengan teorema Binomial dari Newton. Ternyata bentuk rumus suku ke-n dari suatu barisan bilangan dapat dikaitkan dengan teorema Binomial. Dengan menjumlahkan suku-suku dari barisan tersebut akan membentuk deret yang jumlah nya dapat dikaitkan teorema Binomial tersebut, maka  secara induktif dapat dikembangkan dari pengertian suku ke-n (Un) tersebut dapat dihubungkan dengan jumlah n suku (Sn) maka ditemukan rumus jumlah suatu deret tersebut.

Untuk selengkapnya klik link berikut:

 

 Menentukan Rumus Jumlah Suatu Deret Dengan Operator Beda

Bagaimana Menentukan Rumus Pasangan Triple Phytagoras

Jika pada suatu segitiga siku-siku, panjang sisi siku-sikunya adalah a dan b, dan panjang hipotenusa/sisi miring adalah c, maka dapat diturunkan rumus bahwa:

CodeCogsEqnyang dinamakan rumus Phytagoras. Pasangan bilangan yang memenuhi rumus tersebut dinamakan Triple Phytagoras. Dengan pengertian beda dari suatu barisan bilangan dan barisan tersebut diandaikan sebagai suatu fungsi yang dapat ditentukan operator bedanya. Untuk mempermudah pengertian beda (selisih) diatas dapat dibuat tabel beda sehingga dari empat pasang Triple Pythagoras yang sudah diketahui yaitu: (3,4,5); (5,12,13); (7,24,25) dan ( 9,40,41) dapat dibuat tabel beda yang dikaitkan dengan teorema Binomial dari Newton dapat diperoleh rumus pasangan Tripel Pythagoras.

Untuk artikel selengkapnya dapat didownload pada link berikut:

 

Bagaimana Menentukan Rumus Pasangan Triple Phytagoras

Pembuktian Tak Langsung

Oleh:

Fadjar Shadiq, M.App.Sc
(fadjar_p3g@yahoo.com & www.fadjarp3g.wordpress.com)

Bukti (proof) adalah argumen dari suatu premis ke suatu kesimpulan yang dapat meyakinkan orang lain agar dapat menerima kesimpulan baru tersebut. Pembuktian dalam matematika harus didasarkan pada dua hal yang sangat penting. Yang pertama pembuktian itu harus didasarkan pada pernyataan serta definisi yang jelas. Yang kedua, pembuktian tersebut harus didasarkan pada prosedur penarikan kesimpulan yang valid. Dikenal dua prosedur pembuktian, yaitu bukti langsung ( direct proof) dan bukti tak langsung (indirect proof).

Download artikel selengkapnya.

Notasi Sigma

Oleh: Fadjar Shadiq, M.App.Sc

Notasi sigma memang jarang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, tetapi notasi tersebut akan banyak dijumpai pada bagian matematika yang lain, paling sering ditemui di Statistika. Jika Anda mempelajari Statistika maka Anda akan menjumpai banyak rumus-rumus yang digunakan memakai lambang notasi sigma; misalnya rumus mean, simpangan baku, ragam, korelasi, dan lain-lain. Di Kalkulus, pada waktu membicarakan luas daerah yang dibatasi oleh kurva dan sumbu-sumbu koordinat, Anda akan menemui Jumlahan Riemann yang menggunakan notasi sigma untuk menyingkat penjumlahan yang relatif banyak. Ketika mempelajari Kombinatorik, Anda akan menemui bentuk notasi sigma dalam koefisien binomial.

 

Download file lengkap

Fakta-fakta Menarik dari Hasil International Mathematical Olympiad (IMO)

imo

Oleh: Puji Iryanti

Widyaiswara PPPPTK Matematika

Pernahkah Anda mengunjungi situs International Mathematical Olympiad (IMO), http://www.imo-official.org ? Jika Anda menganalisa data statistik hasil IMO pada situs ini, banyak hal menarik yang akan Anda temukan.

IMO adalah kompetisi kejuaraaan dunia matematika untuk siswa-siswa sekolah menengah yang diselenggarakan setiap tahun di suatu negara yang berbeda-beda. IMO yang pertama diselenggarakan pada tahun 1959 di Rumania, dengan 7 negara peserta. Lambat laun peserta semakin bertambah hingga mencapai lebih dari 100 negara dari 5 benua. Setiap peserta menyelesaikan 6 soal selama 2 hari berturut-turut. Skor maksimal tiap soal 7. Setiap hari peserta menyelesaikan 3 soal dalam waktu 4 ½ jam. Soal meliputi geometri, teori bilangan, aljabar dan kombinatorik yang dipelajari di sekolah menengah. Soal-soal ini disusun sedemikian rupa sehingga soal P1, P4, P2, P5, P3, dan P6 memiliki tingkat kesulitan dari yang paling mudah sampai yang paling sulit.

Download artikel lengkap

Menjadikan Pengajaran dan Pembelajaran Bermutu Suatu Prioritas Utama

pendidikan

oleh : Puji Iryanti

Hampir setiap tahun tim Education for All Global Monitoring menerbitkan laporan pencapaian negara-negara di dunia dalam memberikan pendidikan dasar bagi semua rakyatnya.Gerakan Education for All ini dimulai di World Conference on Education for All pada tahun 1990 di Jomtien, Thailand.Pertemuan ini menargetkan pada tahun 2000 semua negara berhasil memberikan pendidikan dasar kepada rakyatnya dan menuntaskan buta huruf.Sayangnya, sampai tahun 2000 belum semua negara berhasil mencapai target.Pada pertemuan di Dakar, Senegal tahun 2000, masyarakat internasional memperbarui komitmen untuk mencapaipendidikan dasar bagi semua rakyat pada tahun 2015.Pertemuan menelurkan 6 tujuan yaitu (1) pendidikan usia dini, (2) akses ke pendidikan dasar yang bermutu dan gratis bagi semua anak, terutama untuk anak-anak perempuan, anak-anak dari suku minoritas dan dari lingkungan yang sulit (3) akses generasi muda dan orang dewasa ke program-program keterampilan, (4) peningkatan 50% penduduk yang melek huruf khususnya kaum wanitadan akses ke pendidikan dasar dan lanjut bagi orang dewasa, (5) menyeimbangkan perbedaan gender pada pendidikan dasar dan sekunder sampai tahun 2005 dan mencapai kesetaraan gender pada tahun 2015, dan (6) memperbaiki mutu pendidikan sehingga semua penduduk bisa membaca, berhitung dan memiliki keterampilan hidup dasar.

Teaching and Learning: Achieving quality for all” menjadi tema Education for All Global Monitoring Report (EFA GMR) 2013/4. Salah satu yang dibahas dalam laporan ini adalah penekanan pada kebijakan nasional untuk menjadikan pengajaran dan pembelajaran bermutu merupakan suatu prioritas utama.Di samping itu juga ditekankan pentingnya menjamin semua siswa di sekolah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus mereka miliki.Laporan ini mereview kebijakan nasional yang dibahas dalam Bab 5.Rencana memperbaiki mutu pendidikan khususnya untuk siswa yang kurang beruntung (penyandang cacat, kaum minoritas, dan mereka yang tidak diuntungkan secara geografis) ditelaah dalam aspek memperbaiki mutu pembelajaran, memperbaiki mutu guru dan manajemennya, pendanaan dan mencukupi kekurangan tenaga guru.

PengajarandanPembelajaranBermutu

PENGENALAN DESAIN PEMBELAJARAN ELPSA

oleh : Adi Wijaya, S.Pd MA

ELPSA (Experiences, Language, Pictures, Symbols, Application) dikembangkan oleh tim RIPPLE (Research Institute for Professional Practice, Learning & Education) dari Charles Sturt University Australia. ELPSA merupakan sebuah kerangka desain pembelajaran yang dibuat secara khusus untuk konteks Indonesia sebagai hasil dari analisis data video TIMSS. Model ELPSA ini dikembangkan berdasarkan pada teori-teori pembelajaran konstruktivisme dan sifatnya sosial. Model ini memandang bahwa pembelajaran sebagai suatu proses aktif dimana para siswa mengkonstruksi sendiri caranya dalam memahami sesuatu melalui proses pemikiran individu dan interaksi sosial dengan orang lain. Desain pembelajaran model ELPSA terdiri dari 5 komponen yang meliputi: 1) pengalaman; 2) bahasa; 3) gambar; 4) simbol; dan 5) aplikasi pengetahuan. Komponen-komponen dari model ELPSA tersebut tidak dapat dilihat sebagai proses linear, tetapi dilihat sebagai komponen yang saling berhubungan dan melengkapi.

download file artikel


 

 

Bukti Empirik Keberhasilan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dalam Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika SMP

bukti empirik

Oleh : Adi Wijaya, S.Pd, MA

Pembelajaran  berbasis  masalah  (Problem  Based  Learning)  merupakan  salah  satu  model pembelajaran  yang  disarankan  untuk  digunakan  di  kelas  dalam  implementasi  kurikulum 2013.  Model ini  merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang  mengawalinya denganmenyajikan  suatu  masalah  kontekstual  sehingga  merangsang  siswa  untuk  belajar  lebih lanjut.  Dengan  menggunakan  model  pembelajaran  berbasis  masalah,  harapannya  dapat menjembatani siswa dalam memiliki kompetensi dasar pada kompetensi inti kedua dalam kurikulum  2013.  Model  ini  mempunyai  banyak  kelebihan  dibandingkan  dengan  model pembelajaran  secara  konvensional.  Beberapa  contoh  penelitian  berkaitan  dengan penerapan model  pembelajaran  berbasis masalah  menambah bukti empiris akan  kelebihan dari  penggunaan  model  pembelajaran  berbasis  masalah  dalam  proses  dan  hasil  belajar Matematika siswa SMP.

download file artikel

 

Penerapan Model Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek) dalam Materi Pola Bilangan Kelas VII

oleh

Theresia Widyantini

Model Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek) adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan  permasalahan (problem) yang diberikan kepada siswa sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata, dan menuntut siswa untuk melakukan kegiatan merancang, melakukan kegiatan investigasi atau penyelidikan, memecahkan masalah, membuat keputusan, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri maupun kelompok(kolaboratif). Hasil akhir dari kerja proyek tersebut adalah suatu produk yang antara lain berupa laporan tertulis atau lisan,  presentasi atau rekomendasi. Penilaian tugas poryek dilakukan dari proses perencanaan, pengerjaan tugas proyek sampai hasil akhir proyek.

download file artikel